Kontak PETANI MERDEKA Jl.Perintis Kemerdekaan - Simp. Dolok Desa Lubuk Besar - Batubara E-mail : desamandiri@telkom.net
Kontak Person : a/n Kariadi
....Arti Merdeka sesungguhnya BEBAS dari Kemiskinan, Kebodohan, Keterisolir JUGA Keterbebelakangan....
Foto Saya
Salam Merdeka
Salam Super Buat Pengunjung Portal Petani Merdeka, khususnya para petani se nusantara,
...hanya merupakan buah karya anak tani yang ingin berkontribusi pada kehidupan layak dari keluarga petani yang terorganisir yang lebih maju didesa saya. Memilih keluarga tani sebagai titik awal dalam pelaksanaan ambisi. Pendapatan dari pertanian berkelanjutan adalah salah satu unsure kunci dalam perbaikan mata pencaharian. mencoba untuk berkontribusi dalam pemberdayaan mereka untuk memperbaiki posisi mereka di dalam seluruh proses pertanian, dari produksi sampai konsumsi. Dalam proses ini permintaan konsumen dan pasar merupakan kekuatan pendorong...

Rabu, 27 Januari 2010

[...si Api Biru dari Kotoran Sapi...]

Samnah asyik mengaduk kotoran sapi yang baru saja diambilnya dari kandan milik suaminya Iskak, Kamis (8/5). Tanpa rasa jijik, dia memilah ampas kotoran ternak itu lalu memasukkannya ke plastik reaktor. Didalam kantong plastik besar yang disebut reaktor itulah kotoran sapi diolah menjadi energi pengganti bahan bakar minyak (BBM).
Keuntungan dari pengembangan bio gas ini, kompor jauh lebih efisien dan irit. Dia tidak perlu mengeluarkan ongkos sebanyak Rp 20.000 untuk membeli minyak tanah seperti sebelumnya dilakukan. Walau modal awal diperlukan dana sekitar Rp 2,5 juta untuk satu reaktor. Namun kompor akan awet selama delapan tahun. “Dengan waktu memasak empat jam secara terus menerus selama sehari, memang lebih hemat dari membeli minyak tanah,” timpal Iskak.
Di rumah Iskak memang ada puluhan ekor sapi yang digemukkan. Setiap hari ada puluhan ton kotoran sapi yang dihasilkan. Dulu limbah itu dibuang begitu saja, atau sekadar dijadikan kompos atau pupuk kandang. Sekarang kotoran sapi ini bisa jadi barang berharga.

Pembuatan Biogas
Bio gas sangat mudah diproduksi. Bahan dasarnya berupa kotoran sapi diaduk ke dalam drum. Komposisinya setengah drum diisi kotoran sapi sebanyak kira-kira tiga argo (kereta dorong yang biasa untuk mengangkut bahan bangunan). Baru seperempatnya ditambahi air. Setelah komposisi itu terpenuhi, kotoran sapi dan air diaduk merata. Ampas kotoran dari rumput-rumputan yang belum halus oleh proses pencernaan di dalam perut sapi dipisahkan. Ini dilakukan agar tidak terjadi penyumbatan saat dimasukkan ke dalam reaktor.
Setelah dipastikan terpisah, campuran air dan kotoran sapi bisa ini dimasukkan ke dalam reaktor. Dulunya, di dalam reaktor itu diberikan obat semacam perangsang pertumbuhan gas yang memang telah potensial ada terkandung di dalam kotoran sapi. “Tapi itu hanya sekali pakai saja waktu pertama. Selanjutnya ya mudah saja seperti ini. Kotoran sapinya diulet dengan air dan dimasukkan ke dalam reaktor,” ungkap Iskak, sambil memperagakan cara pembuatan bio gas.
Di dalam reaktor, proses pembuatan gas itu terjadi secara alami. Gas ini pun langsung dapat dialirkan ke kompor melalui pipa penghubung reaktor dan kompor dan nyala api pun bisa didapatkan. Kompor siap dipakai. Dengan campuran sebanyak satu drum ini, kompor bisa bertahan selama seharian penuh. Bahkan tidak mati walau dipakai terus menerus selama empat jam lamanya, jika bahan bakunya melimpah dan reaktor terisi terus.
Karena mudahnya cara membuat bio gas ini, dua tahun silam catatan BPost, Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) meminta Kabupaten/Kota se Kalsel menganggarkan dana APBD masing-masinguntuk pengembangannya. Terutama daerah yang memiliki potensi peternakan sapi, kerbau dan babi. (Banjarmasin Post)

[lanjutkan...]

[...Secangkir Kopi Nubruk...]

Kabinet Indonesia bersatu telah menetapkan program pembangunannya dengan menggunakan strategi tiga jalur (triple track strategy) yang berazas pro-gowth, pro-employment dan pro-poor. Operasionalisasi konsep strategi tiga jalur tersebut dirancang melalui: (1) peningkatan pertumbuhan ekonomi diatas 6,5 % per tahun melalui percepatan investasi dan ekspor; (2) pembenahan sektor riil untuk mampu menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru,
dan (3)revitalisasi sektor pertanian dan perdesaan untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan. Strategi tersebut telah dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM). Selanjutnya masing-masing Departemen/ Lembaga merumuskan secara spesifik program masingmasing
sesuai tugas dan fungsinya dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) dengan mengacu kepada kedua dokumen tersebut.
Untuk mensinergiskan pembangunan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, diperlukan rumusan strategi dan kebijakan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Revitalisasi pertanian mengan-dung arti sebagai kesadaran untuk menempatkan kembali arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual; dalam arti menyegarkan kembali vitalitas; memberdayakan kemampuan dan
meningkatkan kinerja pertanian dalam pembangunan nasional dengan tidak mengabaikan sektor lain.
Revitalisasi bukan dimaksudkan membangun pertanian at all cost dengan cara-cara yang top-dwon sentralistik; bukan pula orientasi proyek untuk menggalang dana; tetapi revitalisasi adalah menggalang komitmen dan kerjasama seluruh stakeholder dan mengubah paradigma pola pikir masyarakat melihat pertanian tidak hanya urusan bercocok tanam yang sekedar hanya menghasilkan komoditas untuk dikonsumsi. Pertanian
mempunyai multi-fungsi yang belum mendapat apresiasi yang memadai dari masyarakat. Pertanian merupakan way of life dan sumber kehidupan sebagian besar masyarakat kita. Pertanian merupakan pemasok sandang, pangan, dan pakan untuk kehidupan penduduk desa dan kota; juga sebagai pemelihara atau konservasi alam yang berkelanjutan dan
keindahan lingkungan untuk dinikmati (wisata-agro), sebagai penghasil biofarmaka dan penghasil energi seperti bio-diesel.
Dalam rangka menegaskan, mensosialisasikan, memberi arahan dan sekaligus memperoleh masukan serta membangun komunikasi dengan seluruh stakeholders pembangunan, dilakukan pencanangan (RPPK).

[lanjutkan...]